Seorang karyawan toko komputer kebingungan ketika Johan datang sambil marah-marah dan mengembalikan komputer yang baru dibelinya dua hari yang lalu.
Karyawan : ”Ada apa dengan komputer ini, Pak?”
Johan : ”Komputer ini jelek! Saya mau kembalikan dan kamu harus mengembalikan uang saya.”
Karyawan : ”Apakah komputernya tidak jalan, Pak?”
Johan : ”Bukan itu masalahnya.”
Karyawan : ”Apakah komputernya lambat, Pak?”
Johan : ”Bukan itu masalahnya.”
Karyawan : ”Jadi apa masalahnya sehingga Bapak menyebut komputer ini jelek?”
Johan : ”Fasilitas Text To Speech-nya ngaco! Saya sering menggunakan fasilitas itu supaya komputer bisa membacakan email-email yang ada di Inbox. Atau untuk membacakan buku-buku elektronik. Jadi saya tinggal mendengarkan saja. Nah, komputer yang baru ini aneh banget waktu membacakan teks. Masa dia tidak bisa membacakan huruf r. Jadi sewaktu membacakan teks, komputer ini seperti orang cadel. Contohnya, kalau ada teks ‘This is a car’, si komputer akan membacanya dengan ‘This is a cal’. Komputer saya yang lama tidak ada masalah seperti itu.”
Karyawan : “Oh… itu sih biasa Pak. Kan komputer ini Made in China. Jadinya sulit untuk bilang r.”
Jumat, 04 September 2009
Semuanya Bisa, Kecuali...
Seorang bos sedang mewawancarai seorang calon karyawan yang melamar sebagai manajer EDP.
Bos : ”Tentunya Anda bisa menggunakan komputer PC, bukan?”
Pelamar : ”Tentu saja bisa, Pak!”
Bos : ”Server di perusahaan ini menggunakan mini computer IBM AS 400. Apakah Anda bisa menggunakannya?”
Pelamar : ”Bisa, Pak!”
Bos : ”Kemudian para karyawan di bagian desain menggunakan komputer Macintosh. Apakah Anda juga bisa menggunakan komputer Macintosh?”
Pelamar : ”Tidak ada masalah, Pak!”
Bos : ”Dan untuk para staff di lapangan, mereka semua dibekali dengan PDA untuk menginput data transaksi penjualan. Apakah Anda juga bisa menggunakan PDA?”
Pelamar : ”Itu sih mudah, Pak!”
Bos : ”Anda sungguh luar biasa! Biasanya mereka yang melamar kerja di sini hanya menguasai PC saja. Mereka umumnya belum pernah menggunakan komputer Macintosh, PDA, atau mini computer. Tapi Anda bisa menggunakan semua jenis komputer itu. Selamat, Anda diterima di perusahaan ini.”
Pelamar : ”Terima kasih, Pak!”
Bos : ”Tapi ngomong-ngomong ada tidak yang Anda tidak bisa?”
Pelamar : ”Anu... saya... saya tidak bisa membeli komputer-komputer yang baru saja Bapak sebutkan.”
Bos : ”Tentunya Anda bisa menggunakan komputer PC, bukan?”
Pelamar : ”Tentu saja bisa, Pak!”
Bos : ”Server di perusahaan ini menggunakan mini computer IBM AS 400. Apakah Anda bisa menggunakannya?”
Pelamar : ”Bisa, Pak!”
Bos : ”Kemudian para karyawan di bagian desain menggunakan komputer Macintosh. Apakah Anda juga bisa menggunakan komputer Macintosh?”
Pelamar : ”Tidak ada masalah, Pak!”
Bos : ”Dan untuk para staff di lapangan, mereka semua dibekali dengan PDA untuk menginput data transaksi penjualan. Apakah Anda juga bisa menggunakan PDA?”
Pelamar : ”Itu sih mudah, Pak!”
Bos : ”Anda sungguh luar biasa! Biasanya mereka yang melamar kerja di sini hanya menguasai PC saja. Mereka umumnya belum pernah menggunakan komputer Macintosh, PDA, atau mini computer. Tapi Anda bisa menggunakan semua jenis komputer itu. Selamat, Anda diterima di perusahaan ini.”
Pelamar : ”Terima kasih, Pak!”
Bos : ”Tapi ngomong-ngomong ada tidak yang Anda tidak bisa?”
Pelamar : ”Anu... saya... saya tidak bisa membeli komputer-komputer yang baru saja Bapak sebutkan.”
Second Life
Seorang dosen fakultas Teknologi Informasi, sedang menjelaskan kepada para mahasiswanya tentang game Second Life yang merupakan game online terfavorit di seluruh dunia. Game yang sangat fenomenal ini permainannya mirip seperti game The Sims, tapi perbedaannya adalah uang yang digunakan di dalam game ini adalah uang sungguhan.
Dosen : ”Untuk dapat bermain game Second Life, kalian harus masuk ke websitenya terlebih dulu. Lalu kalian download gamenya. Sesudah diinstal, baru kalian bisa bermain. Tapi terlebih dulu kalian harus membuat sebuah avatar, atau tokoh yang akan kalian gunakan. Di game Second Life tersedia banyak sekali pilihan avatar yang dapat digunakan.”
Dosen : ”Sesudah membuat avatar, maka avatar kalian akan hidup di dalam game Second Life. Sama seperti manusia di kehidupan nyata, si avatar ini juga harus makan, harus memiliki pakaian, harus memiliki tempat tinggal, dan harus bersosialisai. Yang membuat game Second Life ini menarik adalah ketika si avatar ini hendak membeli makanan atau ketika si avatar ini hendak membeli pakaian, maka uang yang digunakan di dalam game ini adalah uang sungguhan. Jadi kita sebagai pemainnya harus menyetorkan sejumlah uang sungguhan ke dalam game ini menggunakan kartu kredit.”
Mahasiswa : ”Wah, kalau begitu sih para pemainnya harus mengeluarkan uang banyak dong! Apanya yang menarik, Pak?”
Dosen : ”Begini... game Second Life ini menyediakan bahasa pemrograman yang bisa digunakan oleh para pemainnya untuk berkreasi membuat macam-macam barang. Misalnya, ada pemain yang membuat pakaian dengan bahasa pemrograman tersebut, lalu pakaian yang dibuatnya itu dijual kepada avatar lain. Ketika ia menerima uang hasil dari penjualan pakaian tersebut, uang itu merupakan uang sungguhan. Nah, menarik bukan? Jadi di dalam game ini kita bisa membuat sesuatu, lalu kita menjualnya, dan kita mendapatkan pembayaran berupa uang sungguhan!”
Dosen : ”Sudah banyak orang yang sukses, menghasilkan ribuan hingga ratusan ribu dollar sungguhan dari game Second Life ini. Ada orang yang membuat restoran, lalu banyak avatar yang makan di resto tersebut. Ada orang yang membuat apartemen kemudian menyewakannya kepada para avatar lain. OK, sekarang saya akan memberikan tugas kepada kalian sehubungan dengan game Second Life ini. Tugasnya adalah, coba kalian bermain game Second Life, dan kalian harus mencoba untuk mendapatkan uang dari game ini. Mengerti?”
Mahasiswa : ”Apa yang harus kita kerjakan supaya bisa mendapatkan uang, Pak?”
Dosen : ”Itu terserah kalian. Di dalam game ini, kalian bisa melakukan atau berbisnis apa saja. Yang penting adalah menghasilkan uang! Saya beri waktu satu bulan. Bulan depan akan saya lihat siapa saja yang berhasil memanfaatkan game ini untuk mendapatkan penghasilan. Mengerti?”
Mahasiswa : ”Mengerti, Paaaaaak!!!”
Satu bulan kemudian, sang dosen pun menanyakan hasil dari memainkan game Second Life ini. Ternyata dari sekitar empat puluh orang mahasiswanya, hanya tiga orang saja yang berhasil mendapatkan uang dari game online tersebut. Lalu disuruhnya ketiga orang ini untuk mempresentasikan apa saja yang sudah mereka perbuat.
Mahasiswa 1 : ”Game ini sungguh luar biasa! Selama satu bulan ini saya sudah mendapatkan keuntungan sekitar lima juta rupiah. Yang saya lakukan sebenarnya sederhana saja. Saya terinspirasi dari kehidupan nyata yang sehari-hari ada di sekitar kita. Ketika saya membuat avatar, saya membuat avatar yang mukanya jelek, tubuhnya kurus dan kotor, lalu avatar itu saya berikan baju yang sudah compang camping. Ketika bertemu dengan avatar lain di dalam game, avatar saya akan mengangkat tangannya dan berkata, ’Kasihanilah saya. Saya belum makan selama tiga hari. Saya tidak punya uang untuk membeli makanan. ’ Dan biasanya para avatar lain akan merasa iba dan memberikan sedikit uang. Nah itulah yang saya lakukan di game Second Life, yaitu menjadi pengemis!”
Mahasiswi 2 : ”Saya setuju dengan pendapat teman saya sebelumnya. Ternyata game ini benar-benar bisa memberikan penghasilan yang nyata dalam jumlah yang besar pula. Penghasilan yang saya dapatkan selama satu bulan ini adalah dua puluh juta rupiah. Di game Second Life ini saya berprofesi sebagai seorang PSK. Makanya saya membuat avatar yang berwajah cantik, bertubuh aduhai, dan berpakaian sexy. Ternyata banyak avatar lain yang mengajak saya kencan. Dan setiap kali kencan saya bisa mendapatkan uang sebesar satu juta rupiah.”
Mahasiswa 3 : “Wah, ternyata saya yang berhasil mendapatkan uang paling banyak dari game Second Life. Hanya dalam waktu satu bulan saja saya bisa mendapatkan uang sebesar seratus juta rupiah. Yang saya lakukan adalah memanfaatkan bahasa pemrograman yang disediakan untuk membuat sebuah pistol. Kemudian pistol ini dibawa-bawa dan digunakan oleh avatar saya. Setiap kali bertemu dengan avatar lain, avatar saya akan mengacungkan pistolnya sambil berkata, ’Serahkan uangmu, atau kepalamu akan saya tembak!’
Dosen : ”Untuk dapat bermain game Second Life, kalian harus masuk ke websitenya terlebih dulu. Lalu kalian download gamenya. Sesudah diinstal, baru kalian bisa bermain. Tapi terlebih dulu kalian harus membuat sebuah avatar, atau tokoh yang akan kalian gunakan. Di game Second Life tersedia banyak sekali pilihan avatar yang dapat digunakan.”
Dosen : ”Sesudah membuat avatar, maka avatar kalian akan hidup di dalam game Second Life. Sama seperti manusia di kehidupan nyata, si avatar ini juga harus makan, harus memiliki pakaian, harus memiliki tempat tinggal, dan harus bersosialisai. Yang membuat game Second Life ini menarik adalah ketika si avatar ini hendak membeli makanan atau ketika si avatar ini hendak membeli pakaian, maka uang yang digunakan di dalam game ini adalah uang sungguhan. Jadi kita sebagai pemainnya harus menyetorkan sejumlah uang sungguhan ke dalam game ini menggunakan kartu kredit.”
Mahasiswa : ”Wah, kalau begitu sih para pemainnya harus mengeluarkan uang banyak dong! Apanya yang menarik, Pak?”
Dosen : ”Begini... game Second Life ini menyediakan bahasa pemrograman yang bisa digunakan oleh para pemainnya untuk berkreasi membuat macam-macam barang. Misalnya, ada pemain yang membuat pakaian dengan bahasa pemrograman tersebut, lalu pakaian yang dibuatnya itu dijual kepada avatar lain. Ketika ia menerima uang hasil dari penjualan pakaian tersebut, uang itu merupakan uang sungguhan. Nah, menarik bukan? Jadi di dalam game ini kita bisa membuat sesuatu, lalu kita menjualnya, dan kita mendapatkan pembayaran berupa uang sungguhan!”
Dosen : ”Sudah banyak orang yang sukses, menghasilkan ribuan hingga ratusan ribu dollar sungguhan dari game Second Life ini. Ada orang yang membuat restoran, lalu banyak avatar yang makan di resto tersebut. Ada orang yang membuat apartemen kemudian menyewakannya kepada para avatar lain. OK, sekarang saya akan memberikan tugas kepada kalian sehubungan dengan game Second Life ini. Tugasnya adalah, coba kalian bermain game Second Life, dan kalian harus mencoba untuk mendapatkan uang dari game ini. Mengerti?”
Mahasiswa : ”Apa yang harus kita kerjakan supaya bisa mendapatkan uang, Pak?”
Dosen : ”Itu terserah kalian. Di dalam game ini, kalian bisa melakukan atau berbisnis apa saja. Yang penting adalah menghasilkan uang! Saya beri waktu satu bulan. Bulan depan akan saya lihat siapa saja yang berhasil memanfaatkan game ini untuk mendapatkan penghasilan. Mengerti?”
Mahasiswa : ”Mengerti, Paaaaaak!!!”
Satu bulan kemudian, sang dosen pun menanyakan hasil dari memainkan game Second Life ini. Ternyata dari sekitar empat puluh orang mahasiswanya, hanya tiga orang saja yang berhasil mendapatkan uang dari game online tersebut. Lalu disuruhnya ketiga orang ini untuk mempresentasikan apa saja yang sudah mereka perbuat.
Mahasiswa 1 : ”Game ini sungguh luar biasa! Selama satu bulan ini saya sudah mendapatkan keuntungan sekitar lima juta rupiah. Yang saya lakukan sebenarnya sederhana saja. Saya terinspirasi dari kehidupan nyata yang sehari-hari ada di sekitar kita. Ketika saya membuat avatar, saya membuat avatar yang mukanya jelek, tubuhnya kurus dan kotor, lalu avatar itu saya berikan baju yang sudah compang camping. Ketika bertemu dengan avatar lain di dalam game, avatar saya akan mengangkat tangannya dan berkata, ’Kasihanilah saya. Saya belum makan selama tiga hari. Saya tidak punya uang untuk membeli makanan. ’ Dan biasanya para avatar lain akan merasa iba dan memberikan sedikit uang. Nah itulah yang saya lakukan di game Second Life, yaitu menjadi pengemis!”
Mahasiswi 2 : ”Saya setuju dengan pendapat teman saya sebelumnya. Ternyata game ini benar-benar bisa memberikan penghasilan yang nyata dalam jumlah yang besar pula. Penghasilan yang saya dapatkan selama satu bulan ini adalah dua puluh juta rupiah. Di game Second Life ini saya berprofesi sebagai seorang PSK. Makanya saya membuat avatar yang berwajah cantik, bertubuh aduhai, dan berpakaian sexy. Ternyata banyak avatar lain yang mengajak saya kencan. Dan setiap kali kencan saya bisa mendapatkan uang sebesar satu juta rupiah.”
Mahasiswa 3 : “Wah, ternyata saya yang berhasil mendapatkan uang paling banyak dari game Second Life. Hanya dalam waktu satu bulan saja saya bisa mendapatkan uang sebesar seratus juta rupiah. Yang saya lakukan adalah memanfaatkan bahasa pemrograman yang disediakan untuk membuat sebuah pistol. Kemudian pistol ini dibawa-bawa dan digunakan oleh avatar saya. Setiap kali bertemu dengan avatar lain, avatar saya akan mengacungkan pistolnya sambil berkata, ’Serahkan uangmu, atau kepalamu akan saya tembak!’
Upgrade PC
Benny membawa komputernya ke sebuah toko komputer. Ia ingin meng-upgrade komputer tersebut karena ia merasa tidak nyaman dengan komputernya yang sangat lambat.
Pemilik Toko : ”Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?”
Benny : ”Saya ingin mengupgrade komputer saya. Komputer saya lambat banget. Bikin kesel saja.”
Pemilik Toko : ”Kalau boleh tahu biasanya Bapak menggunakan komputer untuk apa?”
Benny : ”Saya cuma pake untuk internetan aja. Kalau untuk email dan chatting sih gak masalah. Tapi kalau saya mau buka Friendster atau nonton film di YouTube, buset lama banget nungguinnya.”
Pemilik Toko : “OK… coba saya cek dulu spesifikasi komputernya.”
Dan si pemilik toko pun membuka casing komputer yang dibawa oleh Benny. Setelah mengamati beberapa saat…
Pemilik Toko : “Oh, pantas saja lambat. Ini prosesornya masih dual core. Sekarang jamannya prosesor quad core. Prosesornya mau diganti, Pak?”
Benny : “Ganti saja!”
Pemilik Toko : “Terus ini RAM-nya cuma 1 giga. Kalau mau lebih cepet sih mendingan dipakein yang 2 giga. Bapak tinggal tambah 1 giga lagi. Gimana Pak, mau ditambah RAM-nya?”
Benny : ”Tambah aja!”
Pemilik Toko : ”Wah, ini hard disknya udah lama yah Pak. Kapasitasnya cuma 200 giga. Sekarang sih komputer-komputer udah pake yang 1 tera. Lima kali lipat lebih canggih.”
Benny : ”Ganti aja! Kalau ada yang 2 tera, sekalian aja dengan yang 2 tera.”
Pemilik Toko : ”Kartu grafiknya juga cuma 512 mega. Bagusnya sih kalau pakai yang 1 giga.”
Benny : ”Ganti aja!”
Pemilik Toko : ”Nah, terakhir yang ini nih. Modemnya! Komputer Bapak masih pake modem biasa. Sekarang mah jamannya modem HSDPA. Seratus kali lebih cepat dari pada modem yang lama. Mau diganti sekalian, Pak?”
Benny : ”Ganti aja!”
Sesampainya di rumah, Benny pun mencoba komputernya yang baru saja diupgrade. Dan ia pun menjadi sangat puas, karena sekarang ia bisa membuka Friendster dengan sangat cepat dan menonton film di YouTube pun menjadi nyaman. Di dalam hati Benny berpikir, ”Gak percuma gua ngeluarin duit lima juta buat upgrade komputer. Sekarang internetan jadi asyik banget!”
Sementara si pemilik toko pun tersenyum sambil berpikir, ”Terima kasih Tuhan untuk berkatMu pada hari ini. Tuhan tolong kirimkan lebih banyak lagi orang-orang yang gaptek untuk berbelanja di toko ini. Amin.”
Pemilik Toko : ”Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?”
Benny : ”Saya ingin mengupgrade komputer saya. Komputer saya lambat banget. Bikin kesel saja.”
Pemilik Toko : ”Kalau boleh tahu biasanya Bapak menggunakan komputer untuk apa?”
Benny : ”Saya cuma pake untuk internetan aja. Kalau untuk email dan chatting sih gak masalah. Tapi kalau saya mau buka Friendster atau nonton film di YouTube, buset lama banget nungguinnya.”
Pemilik Toko : “OK… coba saya cek dulu spesifikasi komputernya.”
Dan si pemilik toko pun membuka casing komputer yang dibawa oleh Benny. Setelah mengamati beberapa saat…
Pemilik Toko : “Oh, pantas saja lambat. Ini prosesornya masih dual core. Sekarang jamannya prosesor quad core. Prosesornya mau diganti, Pak?”
Benny : “Ganti saja!”
Pemilik Toko : “Terus ini RAM-nya cuma 1 giga. Kalau mau lebih cepet sih mendingan dipakein yang 2 giga. Bapak tinggal tambah 1 giga lagi. Gimana Pak, mau ditambah RAM-nya?”
Benny : ”Tambah aja!”
Pemilik Toko : ”Wah, ini hard disknya udah lama yah Pak. Kapasitasnya cuma 200 giga. Sekarang sih komputer-komputer udah pake yang 1 tera. Lima kali lipat lebih canggih.”
Benny : ”Ganti aja! Kalau ada yang 2 tera, sekalian aja dengan yang 2 tera.”
Pemilik Toko : ”Kartu grafiknya juga cuma 512 mega. Bagusnya sih kalau pakai yang 1 giga.”
Benny : ”Ganti aja!”
Pemilik Toko : ”Nah, terakhir yang ini nih. Modemnya! Komputer Bapak masih pake modem biasa. Sekarang mah jamannya modem HSDPA. Seratus kali lebih cepat dari pada modem yang lama. Mau diganti sekalian, Pak?”
Benny : ”Ganti aja!”
Sesampainya di rumah, Benny pun mencoba komputernya yang baru saja diupgrade. Dan ia pun menjadi sangat puas, karena sekarang ia bisa membuka Friendster dengan sangat cepat dan menonton film di YouTube pun menjadi nyaman. Di dalam hati Benny berpikir, ”Gak percuma gua ngeluarin duit lima juta buat upgrade komputer. Sekarang internetan jadi asyik banget!”
Sementara si pemilik toko pun tersenyum sambil berpikir, ”Terima kasih Tuhan untuk berkatMu pada hari ini. Tuhan tolong kirimkan lebih banyak lagi orang-orang yang gaptek untuk berbelanja di toko ini. Amin.”
Gara-gara Terlalu Pendek
Fernandus, yang sehari-hari dipanggil Feri, sangat tidak suka bila ada orang yang menyebutnya pendek. Padahal ia sesungguhnya memang sangat pendek, bahkan boleh dibilang cebol. Umurnya sudah 20 tahun, tapi tingginya cuma 1 meter. Entah sudah berapa banyak teman sekolahnya yang kena amukannya gara-gara menyinggung masalah tinggi badan.
Suatu hari, Fernandus pernah mengamuk di sebuah warnet. Ketika sedang asyik online, tiba-tiba ia membanting monitor yang ada dihadapannya. Setelah diselidiki, ternyata saat itu ia sedang membuat sebuah account email di Yahoo. Pada saat diminta memasukkan password yang akan digunakan, Fernandus mengetikkan nama panggilannya ke dalam kotak isian Password. Dan kemudian di layar muncul keterangan: ”Password ditolak. Terlalu pendek.”. Itulah yang membuatnya tiba-tiba mengamuk.
Suatu hari, Fernandus pernah mengamuk di sebuah warnet. Ketika sedang asyik online, tiba-tiba ia membanting monitor yang ada dihadapannya. Setelah diselidiki, ternyata saat itu ia sedang membuat sebuah account email di Yahoo. Pada saat diminta memasukkan password yang akan digunakan, Fernandus mengetikkan nama panggilannya ke dalam kotak isian Password. Dan kemudian di layar muncul keterangan: ”Password ditolak. Terlalu pendek.”. Itulah yang membuatnya tiba-tiba mengamuk.
Jumat, 28 Agustus 2009
Guru Tidak Konsisten
Sepulang dari sekolah, seorang murid kelas tiga SD mengadu kepada ayahnya.
Anak : ”Ayah, mulai besok aku tidak mau sekolah lagi ah!”
Ayah : ”Lho, kenapa? Apa ada yang nakal di sekolahmu?”
Anak : ”Tidak, Ayah. Aku kesal dengan guru-guru di sekolah!”
Ayah : ”Memangnya ada masalah apa dengan guru-guru di sekolah?”
Anak : ”Guru-guru itu tidak konsisten dalam mengajar. Guru yang satu bilang A. Guru yang lain bilang B. Aku kan jadi bingung.”
Ayah : ”Coba ceritakan lagi dengan lebih jelas. Ayah masih belum paham.”
Anak : ”Tadi pagi waktu pelajaran komputer, pak Agus bertanya siapa yang tahu Bahasa Indonesianya ’mouse’. Waktu aku jawab ’tikus’, kata pak Agus itu salah. Jawaban yang benar adalah ’tetikus’. Kemudian berikutnya waktu pelajaran Bahasa Inggris, ibu Cindy bertanya siapa yang tahu Bahasa Indonesianya ’mouse’. Waktu aku jawab ’tetikus’, eh... salah juga. Kata ibu Cindy jawaban yang benar tuh adalah ’tikus’.”
Anak : ”Ayah, mulai besok aku tidak mau sekolah lagi ah!”
Ayah : ”Lho, kenapa? Apa ada yang nakal di sekolahmu?”
Anak : ”Tidak, Ayah. Aku kesal dengan guru-guru di sekolah!”
Ayah : ”Memangnya ada masalah apa dengan guru-guru di sekolah?”
Anak : ”Guru-guru itu tidak konsisten dalam mengajar. Guru yang satu bilang A. Guru yang lain bilang B. Aku kan jadi bingung.”
Ayah : ”Coba ceritakan lagi dengan lebih jelas. Ayah masih belum paham.”
Anak : ”Tadi pagi waktu pelajaran komputer, pak Agus bertanya siapa yang tahu Bahasa Indonesianya ’mouse’. Waktu aku jawab ’tikus’, kata pak Agus itu salah. Jawaban yang benar adalah ’tetikus’. Kemudian berikutnya waktu pelajaran Bahasa Inggris, ibu Cindy bertanya siapa yang tahu Bahasa Indonesianya ’mouse’. Waktu aku jawab ’tetikus’, eh... salah juga. Kata ibu Cindy jawaban yang benar tuh adalah ’tikus’.”
Kutukan Bagi Pembajak
Microsoft sangat geram sekali dengan pembajakan produk-produknya di Indonesia. Sekitar 90% komputer di Indonesia menggunakan Microsoft Windows bajakan dan Microsoft Office bajakan. Belum lagi toko-toko software bajakan yang dengan leluasanya menjual produk Microsoft dengan harga puluhan ribu rupiah saja. Padahal berbagai cara sudah dicoba oleh pihak Microsoft untuk menekan tingkat pembajakan produk mereka di Indonesia. Mulai dari bekerja sama dengan kepolisian untuk melakukan rasia, memberikan hadiah bagi mereka yang memberikan informasi tentang pelaku pembajakan software, hingga menurunkan harga jual produknya. Tapi semuanya sia-sia saja, pembajakan di Indonesia masih sangat banyak.
Akhirnya Microsoft menemukan ide baru yang diharapkan bisa mengurangi jumlah pembajakan di Indonesia. Kemudian melalui juru bicaranya, pihak Microsoft mengumpulkan para wartawan untuk menyampaikan langkah yang akan dilakukannya untuk mengatasi masalah pembajakan tersebut.
Microsoft : ”Pihak Microsoft mengalami kerugian yang sangat besar akibat pembajakan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Dan cara-cara pencegahan yang selama ini kami lakukan tidaklah berhasil menekan tingkat pembajakan di Indonesia. Terus terang kami sangat kebingungan untuk mencari cara yang efektif supaya masyarakat Indonesia tidak lagi suka membajak. Oleh karena itulah dengan terpaksa dan berat hati, kami akan mengutuk para pembajak software, khususnya pembajak software-software Microsoft. Tapi kutukan yang kami lakukan hanya akan menimpa para pembajak pria.”
Wartawan : ”Lalu bagaimana jika yang membajak software Anda adalah seorang wanita?”
Microsoft : ”Jika yang membajaknya seorang wanita, maka kutukannya akan menimpa kepada suaminya, atau calon suaminya nanti.”
Wartawan : ”Kalau boleh tahu apa isi kutukan Microsoft kepada para pembajak?”
Microsoft : ”Mereka akan dikutuk supaya ’anu’nya akan menjadi seperti apa yang telah mereka bajak.”
Wartawan : ”Apa maksudnya? Saya kurang mengerti.”
Microsoft : ”Maksudnya adalah ’anu’nya para pembajak akan menjadi Micro dan soft.”
Akhirnya Microsoft menemukan ide baru yang diharapkan bisa mengurangi jumlah pembajakan di Indonesia. Kemudian melalui juru bicaranya, pihak Microsoft mengumpulkan para wartawan untuk menyampaikan langkah yang akan dilakukannya untuk mengatasi masalah pembajakan tersebut.
Microsoft : ”Pihak Microsoft mengalami kerugian yang sangat besar akibat pembajakan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Dan cara-cara pencegahan yang selama ini kami lakukan tidaklah berhasil menekan tingkat pembajakan di Indonesia. Terus terang kami sangat kebingungan untuk mencari cara yang efektif supaya masyarakat Indonesia tidak lagi suka membajak. Oleh karena itulah dengan terpaksa dan berat hati, kami akan mengutuk para pembajak software, khususnya pembajak software-software Microsoft. Tapi kutukan yang kami lakukan hanya akan menimpa para pembajak pria.”
Wartawan : ”Lalu bagaimana jika yang membajak software Anda adalah seorang wanita?”
Microsoft : ”Jika yang membajaknya seorang wanita, maka kutukannya akan menimpa kepada suaminya, atau calon suaminya nanti.”
Wartawan : ”Kalau boleh tahu apa isi kutukan Microsoft kepada para pembajak?”
Microsoft : ”Mereka akan dikutuk supaya ’anu’nya akan menjadi seperti apa yang telah mereka bajak.”
Wartawan : ”Apa maksudnya? Saya kurang mengerti.”
Microsoft : ”Maksudnya adalah ’anu’nya para pembajak akan menjadi Micro dan soft.”
Software = Sex
Para pendukung software open source punya moto yang sangat menarik. Ini dia motonya: ”Software is like sex. It is better when it is free.”
Lupa Password
David lupa password untuk login ke dalam Windows. Soalnya ia jarang menggunakan komputer. Kebetulan hari ini ia harus mengetik laporan kantor yang deadlinenya esok hari. Makanya ia jadi sangat kebingungan dan putus asa. Dengan kesal ia berteriak, “Halo, siapa saja yang ada di rumah ini! Ada yang tahu password gua gak? Kalo ada yang bisa kasih tahu apa password gua, gua kasih duit lima ratus ribu!”
Tiba-tiba Riko –anak sulungnya yang masih duduk di bangku SMP dan terkenal sangat bandel- datang menghampiri dengan tergesa-gesa sambil mengangkat tangannya. “Aku tahu! Aku tahu!”
Semangat David pun muncul kembali. Sambil merangkul anaknya ia berkata, “Ayo Riko, cepat katakan apa password Papa?”
“Sabar dulu, Pa. Duitnya dulu dong, ” tagih Riko.
Karena sudah tidak sabar untuk segera menyelesaikan tugas kantor, David membuka dompetnya dan mengambil lima lembar seratus ribuan. ”Nih duitnya! Sekarang apa passwordnya?”
”Passwordnya adalah...” kata Riko sambil memasukkan uang itu ke dalam kantongnya. Dan tiba-tiba ia berlari ke luar rumah dengan kencangnya sambil teriak, ”Asterisk! Asterisk! Asterisk! Asterisk! Asterisk! Asterisk!”
Tiba-tiba Riko –anak sulungnya yang masih duduk di bangku SMP dan terkenal sangat bandel- datang menghampiri dengan tergesa-gesa sambil mengangkat tangannya. “Aku tahu! Aku tahu!”
Semangat David pun muncul kembali. Sambil merangkul anaknya ia berkata, “Ayo Riko, cepat katakan apa password Papa?”
“Sabar dulu, Pa. Duitnya dulu dong, ” tagih Riko.
Karena sudah tidak sabar untuk segera menyelesaikan tugas kantor, David membuka dompetnya dan mengambil lima lembar seratus ribuan. ”Nih duitnya! Sekarang apa passwordnya?”
”Passwordnya adalah...” kata Riko sambil memasukkan uang itu ke dalam kantongnya. Dan tiba-tiba ia berlari ke luar rumah dengan kencangnya sambil teriak, ”Asterisk! Asterisk! Asterisk! Asterisk! Asterisk! Asterisk!”
Internet Banking
Tiga orang bankir sedang membanggakan fasilitas internet banking-nya masing-masing.
Bankir 1 : ”Internet banking-ku fasilitasnya sangat lengkap. Nasabah bisa cek saldo, transfer dana, melakukan pembayaran tagihan, beli voucher hp, dan bisa beli tiket pesawat terbang.”
Bankir 2 : ”Ah, itu sih biasa! Selain bisa melakukan semua yang kamu katakan, internet banking-ku dijamin paling aman dan tidak mungkin dibobol oleh hacker. Sehingga para nasabah bisa dengan tenang menggunakan fasilitas internet banking.”
Bankir 3 : ”Kalau begitu akulah pemenangnya! Soalnya internet banking-ku punya fitur super canggih yang belum dimiliki oleh bank manapun juga di seluruh dunia.”
Bankir 1,2 : ”Fitur apaan tuh?”
Bankir 3 : ”Sekarang para nasabahku juga bisa menarik uang tunai lewat internet banking. Luar biasa bukan?”
Bankir 1,2 : ”Mana mungkin! Memangnya uangnya mau keluar dari mana?”
Bankir 3 : ”Gampang saja. Ketika hendak menarik uang tunai, si nasabah tinggal menjalankan printernya. Lalu uang tersebut akan dicetak lewat printer tersebut. Hebat bukan?”
Bankir 1,2 : ”?????”
Bankir 1 : ”Internet banking-ku fasilitasnya sangat lengkap. Nasabah bisa cek saldo, transfer dana, melakukan pembayaran tagihan, beli voucher hp, dan bisa beli tiket pesawat terbang.”
Bankir 2 : ”Ah, itu sih biasa! Selain bisa melakukan semua yang kamu katakan, internet banking-ku dijamin paling aman dan tidak mungkin dibobol oleh hacker. Sehingga para nasabah bisa dengan tenang menggunakan fasilitas internet banking.”
Bankir 3 : ”Kalau begitu akulah pemenangnya! Soalnya internet banking-ku punya fitur super canggih yang belum dimiliki oleh bank manapun juga di seluruh dunia.”
Bankir 1,2 : ”Fitur apaan tuh?”
Bankir 3 : ”Sekarang para nasabahku juga bisa menarik uang tunai lewat internet banking. Luar biasa bukan?”
Bankir 1,2 : ”Mana mungkin! Memangnya uangnya mau keluar dari mana?”
Bankir 3 : ”Gampang saja. Ketika hendak menarik uang tunai, si nasabah tinggal menjalankan printernya. Lalu uang tersebut akan dicetak lewat printer tersebut. Hebat bukan?”
Bankir 1,2 : ”?????”
Tombol Any
Seorang karyawan yang baru satu minggu bekerja menelepon bagian EDP karena kebingungan saat bekerja dengan program aplikasi perusahaan.
Karyawan : ”Maaf, Pak. Saya mau tanya... kalau di keyboard tombol Any tuh ada di mana sih?”
Staf EDP : ”Tombol Any? Di keyboard mah gak ada tombol Any.”
Karyawan : “Tapi program yang sedang saya gunakan meminta saya untuk menekan tombol Any.”
Staf EDP : ”Memangnya apa sih perintah yang muncul di program itu?”
Karyawan : ”Di layar tuh muncul tulisan Press Any key...”
Karyawan : ”Maaf, Pak. Saya mau tanya... kalau di keyboard tombol Any tuh ada di mana sih?”
Staf EDP : ”Tombol Any? Di keyboard mah gak ada tombol Any.”
Karyawan : “Tapi program yang sedang saya gunakan meminta saya untuk menekan tombol Any.”
Staf EDP : ”Memangnya apa sih perintah yang muncul di program itu?”
Karyawan : ”Di layar tuh muncul tulisan Press Any key...”
Cuma Screen Saver
”Anda mau masuk ke surga atau ke neraka? Silakan tentukan sendiri pilihan Anda.” tanya seorang malaikat kepada roh seorang programmer komputer yang baru saja meninggal dunia.
Karena tidak yakin dengan apa yang diinginkannya, si programmer tersebut bertanya, ”Maaf ya malaikat... karena saya tidak tahu surga itu seperti apa dan neraka itu seperti apa, saat ini saya belum bisa membuat pilihan. Boleh tidak saya jalan-jalan dulu ke surga dan neraka sebelumnya.”
Sambil tersenyum malaikat tersebut berkata, ”Oh, silakan. Dan dengan senang hati saya akan mengantarkan Anda melakukan peninjauan.”
Kemudian si programmer dan si malaikat pun pergi ke neraka. Ternyata neraka itu tidaklah menyeramkan. Justru sebaliknya, di neraka banyak sekali gadis-gadis cantik yang berbikini, makanan-makanan lezat berlimpah di mana-mana, dan semua orang sedang asyik berpesta.
Setelah itu mereka pun pergi mengunjungi surga. Berbeda sekali dengan neraka, ternyata di surga itu suasananya sangat hening. Semua orang mengenakan jubah putih dan sedang melakukan meditasi sambil duduk bersila.
Akhirnya si programmer pun memutuskan, ”Saya tidak suka dengan keheningan seperti di surga. Jadi saya lebih memilih untuk tinggal di neraka.”
”Anda sudah yakin ingin tinggal di neraka? Ingat, keputusan yang sudah dibuat tidak bisa diubah lagi!” ujar si malaikat.
”Saya yakin sekali, ” kata si programmer dengan mantap. ”Ternyata neraka itu tempat yang indah. Tidak ada api neraka yang sangat panas seperti yang diceritakan banyak orang.”
”OK, kalau itu yang menjadi keputusan Anda. Sekarang saya akan mengirim Anda ke dalam neraka!”
Maka si programmer pun seperti terjatuh, lalu masuk ke dalam neraka. Sesampainya di dalam neraka, para gadis cantik yang tadi sedang bersuka ria tiba-tiba menghilang. Makanan-makanan lezat pun ikut menghilang. Semua yang sebelumnya dilihat oleh si programmer tiba-tiba hilang semua. Dan sebagai gantinya muncul api yang sangat panas di mana-mana.
”Tolong!!! Tolong saya malaikat!!!” teriak si programmer sambil menahan rasa sakit yang luar biasa.
”Ada apa? Mengapa Anda berteriak minta tolong?” tanya si malaikat yang baru datang lagi dari surga.
”Tolong saya... kenapa neraka berubah menjadi menyeramkan seperti ini. Di mana-mana hanya ada api. Kemana gadis-gadis cantik itu? Kemana makanan-makanan lezat itu? Apakah kamu hendak menjebak saya? Supaya saya masuk ke dalam neraka.”
Sambil terheran-heran si malaikat ini pun menjawab, ”Lho memangnya Anda tidak tahu? Yang tadi Anda lihat kan cuma screen saver.”
Karena tidak yakin dengan apa yang diinginkannya, si programmer tersebut bertanya, ”Maaf ya malaikat... karena saya tidak tahu surga itu seperti apa dan neraka itu seperti apa, saat ini saya belum bisa membuat pilihan. Boleh tidak saya jalan-jalan dulu ke surga dan neraka sebelumnya.”
Sambil tersenyum malaikat tersebut berkata, ”Oh, silakan. Dan dengan senang hati saya akan mengantarkan Anda melakukan peninjauan.”
Kemudian si programmer dan si malaikat pun pergi ke neraka. Ternyata neraka itu tidaklah menyeramkan. Justru sebaliknya, di neraka banyak sekali gadis-gadis cantik yang berbikini, makanan-makanan lezat berlimpah di mana-mana, dan semua orang sedang asyik berpesta.
Setelah itu mereka pun pergi mengunjungi surga. Berbeda sekali dengan neraka, ternyata di surga itu suasananya sangat hening. Semua orang mengenakan jubah putih dan sedang melakukan meditasi sambil duduk bersila.
Akhirnya si programmer pun memutuskan, ”Saya tidak suka dengan keheningan seperti di surga. Jadi saya lebih memilih untuk tinggal di neraka.”
”Anda sudah yakin ingin tinggal di neraka? Ingat, keputusan yang sudah dibuat tidak bisa diubah lagi!” ujar si malaikat.
”Saya yakin sekali, ” kata si programmer dengan mantap. ”Ternyata neraka itu tempat yang indah. Tidak ada api neraka yang sangat panas seperti yang diceritakan banyak orang.”
”OK, kalau itu yang menjadi keputusan Anda. Sekarang saya akan mengirim Anda ke dalam neraka!”
Maka si programmer pun seperti terjatuh, lalu masuk ke dalam neraka. Sesampainya di dalam neraka, para gadis cantik yang tadi sedang bersuka ria tiba-tiba menghilang. Makanan-makanan lezat pun ikut menghilang. Semua yang sebelumnya dilihat oleh si programmer tiba-tiba hilang semua. Dan sebagai gantinya muncul api yang sangat panas di mana-mana.
”Tolong!!! Tolong saya malaikat!!!” teriak si programmer sambil menahan rasa sakit yang luar biasa.
”Ada apa? Mengapa Anda berteriak minta tolong?” tanya si malaikat yang baru datang lagi dari surga.
”Tolong saya... kenapa neraka berubah menjadi menyeramkan seperti ini. Di mana-mana hanya ada api. Kemana gadis-gadis cantik itu? Kemana makanan-makanan lezat itu? Apakah kamu hendak menjebak saya? Supaya saya masuk ke dalam neraka.”
Sambil terheran-heran si malaikat ini pun menjawab, ”Lho memangnya Anda tidak tahu? Yang tadi Anda lihat kan cuma screen saver.”
Gara-gara Tidak Ada Titik
Di Indonesia, entah berapa banyak orang yang bernama Budi. Pasti jumlahnya mencapai ribuan, puluhan ribu, bahkan ratusan ribu orang. Berikut ini adalah kisah dua orang yang bernama Budi, dan kebetulan keduanya juga memiliki nama belakang yang sama yaitu Hartono. Kisah berikut ini menggambarkan resiko yang harus dihadapi oleh mereka yang memiliki nama yang sangat umum.
***
Budi Hartono yang pertama, berumur 35 tahun, tinggal di Surabaya, punya istri yang super cerewet dan sangat cemburuan, sudah punya dua orang putra yang masih balita, bekerja di sebuah perusahaan distributor sebagai kepala gudang, dan punya alamat email yaitu budihartono@mail.com.
Budi Hartono yang kedua, baru berumur 20 tahun, sedang kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, berwajah ganteng sehingga banyak gadis di kampusnya yang tergila-gila kepadanya, dan punya alamat email yaitu budi.hartono@mail.com.
***
Suatu hari seorang gadis yang sangat tergila-gila kepada Budi Hartono yang kedua, mengirimkan email kepada don juan kampus tersebut. Pesannya adalah seperti berikut ini:
Mas Budi Hartono yang tercinta,
Mas tentunya tahu betapa aku sangat mencintaimu. Meskipun aku tahu bahwa Mas sudah ada yang punya, aku tetap rela menyerahkan segalanya kepadamu. Mas, aku hanya ingin memberitahukan bahwa karena perbuatan kita di vila dua bulan yang lalu itu... sekarang aku positif hamil, Mas. Aku tidak ingin memaksa Mas untuk menikahiku... tapi aku juga tidak ingin anakku ini tidak mempunyai Ayah. Jadi aku harus berbuat apa, Mas? Tolong aku Mas...
Yang selalu mencintaimu sampai akhir dunia,
Sinta
***
Pada hari yang sama, di sebuah rumah di kota Surabaya telah terjadi kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang sangat berat. Di mana seorang suami telah dihajar habis-habisan oleh istrinya. Rambut sang suami dibotakin, matanya dicolok, telinganya dijewer, lehernya dicekik, pantatnya ditendang, dan kakinya diinjak. Penyebabnya adalah karena sang istri yang selalu mengawasi setiap hal yang dilakukan oleh suaminya itu, telah menemukan email yang dikirim oleh pacar gelap suaminya. WIL (wanita idaman lain) tersebut meminta pertanggungjawaban suaminya karena telah menghamilinya. Meskipun sang suami tidak mau mengakui perbuatannya, bahkan sampai mengucapkan sumpah demi Allah, si istri tetap tidak mau mendengarkan apapun yang alasan suaminya.
***
Apa yang sebenarnya terjadi ? Sederhana saja. Sinta salah menuliskan alamat email kekasihnya. Ia lupa memberikan titik pada alamat email tersebut.
***
Budi Hartono yang pertama, berumur 35 tahun, tinggal di Surabaya, punya istri yang super cerewet dan sangat cemburuan, sudah punya dua orang putra yang masih balita, bekerja di sebuah perusahaan distributor sebagai kepala gudang, dan punya alamat email yaitu budihartono@mail.com.
Budi Hartono yang kedua, baru berumur 20 tahun, sedang kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, berwajah ganteng sehingga banyak gadis di kampusnya yang tergila-gila kepadanya, dan punya alamat email yaitu budi.hartono@mail.com.
***
Suatu hari seorang gadis yang sangat tergila-gila kepada Budi Hartono yang kedua, mengirimkan email kepada don juan kampus tersebut. Pesannya adalah seperti berikut ini:
Mas Budi Hartono yang tercinta,
Mas tentunya tahu betapa aku sangat mencintaimu. Meskipun aku tahu bahwa Mas sudah ada yang punya, aku tetap rela menyerahkan segalanya kepadamu. Mas, aku hanya ingin memberitahukan bahwa karena perbuatan kita di vila dua bulan yang lalu itu... sekarang aku positif hamil, Mas. Aku tidak ingin memaksa Mas untuk menikahiku... tapi aku juga tidak ingin anakku ini tidak mempunyai Ayah. Jadi aku harus berbuat apa, Mas? Tolong aku Mas...
Yang selalu mencintaimu sampai akhir dunia,
Sinta
***
Pada hari yang sama, di sebuah rumah di kota Surabaya telah terjadi kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang sangat berat. Di mana seorang suami telah dihajar habis-habisan oleh istrinya. Rambut sang suami dibotakin, matanya dicolok, telinganya dijewer, lehernya dicekik, pantatnya ditendang, dan kakinya diinjak. Penyebabnya adalah karena sang istri yang selalu mengawasi setiap hal yang dilakukan oleh suaminya itu, telah menemukan email yang dikirim oleh pacar gelap suaminya. WIL (wanita idaman lain) tersebut meminta pertanggungjawaban suaminya karena telah menghamilinya. Meskipun sang suami tidak mau mengakui perbuatannya, bahkan sampai mengucapkan sumpah demi Allah, si istri tetap tidak mau mendengarkan apapun yang alasan suaminya.
***
Apa yang sebenarnya terjadi ? Sederhana saja. Sinta salah menuliskan alamat email kekasihnya. Ia lupa memberikan titik pada alamat email tersebut.
Fasilitas AutoCorrect Baru
CEO sebuah perusahaan software terbesar di dunia sedang mempresentasikan program pengolah kata buatannya yang akan segera diluncurkan bulan depan. Salah satu fitur yang paling canggih dari program pengolah kata versi terbaru ini adalah fungsi AutoCorrect yang jauh lebih hebat. Jika pada versi-versi sebelumnya, fungsi AutoCorrect ini hanya akan memperbaiki kesalahan pengetikkan ejaan secara otomatis, maka sekarang fungsi ini juga bisa memperbaiki kesalahan secara otomatis dari sisi tata bahasanya.
Sebagai contoh si CEO ini mengetikkan Yesterday I go to the beach. Maka secara otomatis si program akan memperbaiki teks tersebut menjadi Yesterday I went to the beach. Menyaksikan demonstrasi yang sangat menarik ini, semua hadirin berdiri dan memberikan tepuk tangan yang sangat meriah. Kemudian si CEO ini mempersilahkan para hadirin yang ingin mencoba sendiri kehandalan dari fungsi AutoCorrect tersebut.
Pencoba pertama mengetikkan: I have three cat. Maka secara otomatis kalimat tersebut diubah menjadi: I have three cats.
Pencoba kedua mengetikkan: This is books. Maka secara otomatis kalimat tersebut diubah menjadi: These are books.
Setelah belasan pencoba menguji fungsi tersebut dengan mengetikkan kalimat-kalimat yang tata bahasanya salah, namun seluruhnya dapat diperbaiki dengan sangat tepat oleh si program, si CEO ini mengumumkan bahwa apabila ada yang bisa menemukan kesalahan pada fungsi AutoCorrect tersebut maka ia akan memberikan hadiah berupa uang tunai senilai Rp 100 juta.
Banyak orang berebutan untuk mencoba mencari kesalahannya, tapi semuanya tidak ada yang berhasil karena fungsi AutoCorrect ini dapat memperbaiki semua kesalahan tersebut dengan sangat tepat.
Hingga muncul seorang mahasiswa dan mulai mengetikkan: I is
Si CEO pun terbahak-bahak melihat betapa konyolnya kesalahan yang dibuat. Sambil menahan geli, ia pun berkata, “Dik… di mana-mana yang namanya I itu pasangannya adalah am. Masa I itu dipasangin dengan is. Kamu bahasa Inggrisnya tidak lulus ya?”
Tanpa mempedulikan cemoohan dari si CEO, si mahasiswa ini meneruskan ketikkannya menjadi: I is the ninth letters.
Maka secara otomatis si program merubah teks tersebut menjadi: I am the ninth letter.
Dan sambil menyeringai si mahasiswa ini berkata, ”Nah... malah jadi salah kan? Mana seratus jutanya?”
Sebagai contoh si CEO ini mengetikkan Yesterday I go to the beach. Maka secara otomatis si program akan memperbaiki teks tersebut menjadi Yesterday I went to the beach. Menyaksikan demonstrasi yang sangat menarik ini, semua hadirin berdiri dan memberikan tepuk tangan yang sangat meriah. Kemudian si CEO ini mempersilahkan para hadirin yang ingin mencoba sendiri kehandalan dari fungsi AutoCorrect tersebut.
Pencoba pertama mengetikkan: I have three cat. Maka secara otomatis kalimat tersebut diubah menjadi: I have three cats.
Pencoba kedua mengetikkan: This is books. Maka secara otomatis kalimat tersebut diubah menjadi: These are books.
Setelah belasan pencoba menguji fungsi tersebut dengan mengetikkan kalimat-kalimat yang tata bahasanya salah, namun seluruhnya dapat diperbaiki dengan sangat tepat oleh si program, si CEO ini mengumumkan bahwa apabila ada yang bisa menemukan kesalahan pada fungsi AutoCorrect tersebut maka ia akan memberikan hadiah berupa uang tunai senilai Rp 100 juta.
Banyak orang berebutan untuk mencoba mencari kesalahannya, tapi semuanya tidak ada yang berhasil karena fungsi AutoCorrect ini dapat memperbaiki semua kesalahan tersebut dengan sangat tepat.
Hingga muncul seorang mahasiswa dan mulai mengetikkan: I is
Si CEO pun terbahak-bahak melihat betapa konyolnya kesalahan yang dibuat. Sambil menahan geli, ia pun berkata, “Dik… di mana-mana yang namanya I itu pasangannya adalah am. Masa I itu dipasangin dengan is. Kamu bahasa Inggrisnya tidak lulus ya?”
Tanpa mempedulikan cemoohan dari si CEO, si mahasiswa ini meneruskan ketikkannya menjadi: I is the ninth letters.
Maka secara otomatis si program merubah teks tersebut menjadi: I am the ninth letter.
Dan sambil menyeringai si mahasiswa ini berkata, ”Nah... malah jadi salah kan? Mana seratus jutanya?”
Speech Recognition
Matthew sedang menyombongkan laptop barunya kepada teman-teman sekampusnya.
Matthew : ”Nih liatin laptop baru gua. Canggih banget bo! Sudah quad prosesor. Ram-nya 2 giga. Hard disk-nya 1 tera. Terus semua software-softwarenya versi paling baru. Dan gak pake software bajakan. Semuanya original. Terus, komputer gua ini udah punya fitur speech recognition. Jadi untuk mengoperasikannya, gua tinggal memerintahkan dengan suara. Nih, gua kasih contoh.”
Matthew : ”Start!”
Tiba-tiba pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah tombol Start dan secara otomatis mengkliknya.
Matthew : ”Turn Off Computer!”
Kembali pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah tombol Turn Off Computer dan secara otomatis mengkliknya.
Matthew : ”Turn Off!”
Maka laptop tersebut pun mati sendiri.
Matthew pun menjalankan kembali laptop-nya sambil semakin berbesar hati melihat teman-temannya yang sedang terkagum-kagum. Waktu ia hendak menyombongkan kecanggihan lainnya tiba-tiba handphone-nya berbunyi.
Matthew : ”Halo... siapa nih?”
Matthew : ”Oh... Ada apa Fer?”
Matthew : ”Oh... Komputer loe kena virus? Sudah cobain pake antivirus belon?”
Matthew : ”Oh... Antivirusnya sudah gak mempan. Yah, jalan paling manjur komputer loe harus diformat.”
Matthew : ”Caranya gimana? OK... sekarang loe ikutan instruksi dari gua.”
Matthew : ”Klik tombol Start!”
Tanpa disadari oleh Matthew, pointer mouse di laptop-nya bergerak sendiri ke arah tombol Start dan secara otomatis mengkliknya.
Matthew : ”Klik My Computer!”
Lalu pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah menu My Computer dan secara otomatis mengkliknya.
Matthew : ”Right klik C!”
Lalu pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah icon drive C dan secara otomatis melakukan klik kanan.
Matthew : ”Klik Format!”
Lalu pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah menu Format yang muncul dan secara otomatis mengkliknya.
Matthew : ”Klik OK!”
Lalu pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah tombol OK dan secara otomatis mengkliknya. Detik itu juga laptop baru si Matthew pun terformat.
Matthew : ”Nih liatin laptop baru gua. Canggih banget bo! Sudah quad prosesor. Ram-nya 2 giga. Hard disk-nya 1 tera. Terus semua software-softwarenya versi paling baru. Dan gak pake software bajakan. Semuanya original. Terus, komputer gua ini udah punya fitur speech recognition. Jadi untuk mengoperasikannya, gua tinggal memerintahkan dengan suara. Nih, gua kasih contoh.”
Matthew : ”Start!”
Tiba-tiba pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah tombol Start dan secara otomatis mengkliknya.
Matthew : ”Turn Off Computer!”
Kembali pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah tombol Turn Off Computer dan secara otomatis mengkliknya.
Matthew : ”Turn Off!”
Maka laptop tersebut pun mati sendiri.
Matthew pun menjalankan kembali laptop-nya sambil semakin berbesar hati melihat teman-temannya yang sedang terkagum-kagum. Waktu ia hendak menyombongkan kecanggihan lainnya tiba-tiba handphone-nya berbunyi.
Matthew : ”Halo... siapa nih?”
Matthew : ”Oh... Ada apa Fer?”
Matthew : ”Oh... Komputer loe kena virus? Sudah cobain pake antivirus belon?”
Matthew : ”Oh... Antivirusnya sudah gak mempan. Yah, jalan paling manjur komputer loe harus diformat.”
Matthew : ”Caranya gimana? OK... sekarang loe ikutan instruksi dari gua.”
Matthew : ”Klik tombol Start!”
Tanpa disadari oleh Matthew, pointer mouse di laptop-nya bergerak sendiri ke arah tombol Start dan secara otomatis mengkliknya.
Matthew : ”Klik My Computer!”
Lalu pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah menu My Computer dan secara otomatis mengkliknya.
Matthew : ”Right klik C!”
Lalu pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah icon drive C dan secara otomatis melakukan klik kanan.
Matthew : ”Klik Format!”
Lalu pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah menu Format yang muncul dan secara otomatis mengkliknya.
Matthew : ”Klik OK!”
Lalu pointer mouse-nya bergerak sendiri ke arah tombol OK dan secara otomatis mengkliknya. Detik itu juga laptop baru si Matthew pun terformat.
Tombol Ctrl
Seorang guru komputer baru sedang menerangkan tentang keyboard kepada anak-anak kelas 1 SD. Si guru menyebutkan istilah untuk tombol-tombol pada keyboard dan para murid disuruh untuk menyebutkannya kembali.
Sambil menunjuk tombol Esc...
Si Guru : ”Ini adalah tombol eskip. Tombol apa anak-anak ? ”
Murid-murid : ”Tombol eskip, Pak!”
Sambil menunjuk tombol Backspace...
Si Guru : ”Ini adalah tombol bekspes. Tombol apa anak-anak?”
Murid-murid : ”Tombol bekspes, Pak!”
Sambil menunjuk tombol Ctrl...
Si Guru : ”Ini adalah tombol kontrol. Tombol apa anak-anak?”
Murid-murid : ”Tombol kontrol, Pak!”
Tiba-tiba si guru ini berdiri dan memasang muka marah. Karena baru saja ia mendengar sayup-sayup ada murid yang menyebutkan kata-kata yang sangat kasar, yaitu istilah untuk alat kelamin pria. ”Siapa itu yang bicara kasar! Ayo berdiri!” teriak si guru ini dengan kesal. Ia menatap muridnya satu per satu. Tapi tidak ada satupun anak yang mengaku.
Karena tidak ada yang mau mengaku, si guru ini melanjutkan pelajaran dan menunjuk kembali tombol Ctrl.
Si Guru : ”Ayo kalian ulangi kembali. Ini adalah tombol kontrol. Tombol apa anak-anak ?”
Murid-murid : ”Tombol kontrol, Pak!”
Kembali terdengar suara seorang anak yang menyebutkan kata kasar tersebut. Namun kali ini si guru dapat mengetahui siapa pelakunya, yaitu seorang anak perempuan yang duduk di barisan paling belakang.
Si Guru : ”Nah, ketahuan kamu sekarang! Ayo kamu berdiri! Siapa nama kamu?”
Si Murid : ”Eli, Pak.”
Si Guru : ”Sekarang kamu ikut Bapak ke kantor Kepala Sekolah. Kamu harus diberi hukuman yang berat. Kecil-kecil sudah biasa bicara kasar!”
Si guru komputer ini menyeret anak perempuan ini menuju ke kantor Kepala Sekolah. Si murid yang jadi ketakutan akhirnya menangis dengan keras. Di kantor Kepala Sekolah, si guru komputer menjelaskan kelakukan si anak ini.
Si Guru : ”Begini Pak Kepala, si Eli ini baru saja berkata kasar di kelas. Tadi waktu saya menyuruh murid-murid untuk menyebutkan tombol kontrol, dia mengucapkan istilah untuk alat kelamin pria. Hal ini tidak bisa dibiarkan, Pak. Ini merupakan pelanggaran yang sangat serius dan harus diberikan hukuman yang berat.”
Si Kepsek : ”Benar kamu berkata kasar, nak?”
Si Murid : ”Tidak, Pak...”
Si Guru : ”Ah, bohong kamu! Ayo ngaku saja! Teman-teman kamu bisa jadi saksi tahu ! ”
Kepala Sekolah yang sudah mengerti akar permasalahannya mengangkat keyboard yang ada di meja kerjanya.
Sambil menunjuk tombol huruf R...
Si Kepsek : ”Ini huruf apa, nak? ”
Si Murid : ”Huluf el, pak?”
Sambil menunjuk tombol Enter…
Si Kepsek : ”Tombol ini dibacanya apa, nak?”
Si Murid : ”Entel, pak?”
Sambil tersenyum, si Kepala Sekolah berkata kepada si guru komputer, ”Anak ini namanya bukan Eli, tapi Eri.”
Sambil menunjuk tombol Esc...
Si Guru : ”Ini adalah tombol eskip. Tombol apa anak-anak ? ”
Murid-murid : ”Tombol eskip, Pak!”
Sambil menunjuk tombol Backspace...
Si Guru : ”Ini adalah tombol bekspes. Tombol apa anak-anak?”
Murid-murid : ”Tombol bekspes, Pak!”
Sambil menunjuk tombol Ctrl...
Si Guru : ”Ini adalah tombol kontrol. Tombol apa anak-anak?”
Murid-murid : ”Tombol kontrol, Pak!”
Tiba-tiba si guru ini berdiri dan memasang muka marah. Karena baru saja ia mendengar sayup-sayup ada murid yang menyebutkan kata-kata yang sangat kasar, yaitu istilah untuk alat kelamin pria. ”Siapa itu yang bicara kasar! Ayo berdiri!” teriak si guru ini dengan kesal. Ia menatap muridnya satu per satu. Tapi tidak ada satupun anak yang mengaku.
Karena tidak ada yang mau mengaku, si guru ini melanjutkan pelajaran dan menunjuk kembali tombol Ctrl.
Si Guru : ”Ayo kalian ulangi kembali. Ini adalah tombol kontrol. Tombol apa anak-anak ?”
Murid-murid : ”Tombol kontrol, Pak!”
Kembali terdengar suara seorang anak yang menyebutkan kata kasar tersebut. Namun kali ini si guru dapat mengetahui siapa pelakunya, yaitu seorang anak perempuan yang duduk di barisan paling belakang.
Si Guru : ”Nah, ketahuan kamu sekarang! Ayo kamu berdiri! Siapa nama kamu?”
Si Murid : ”Eli, Pak.”
Si Guru : ”Sekarang kamu ikut Bapak ke kantor Kepala Sekolah. Kamu harus diberi hukuman yang berat. Kecil-kecil sudah biasa bicara kasar!”
Si guru komputer ini menyeret anak perempuan ini menuju ke kantor Kepala Sekolah. Si murid yang jadi ketakutan akhirnya menangis dengan keras. Di kantor Kepala Sekolah, si guru komputer menjelaskan kelakukan si anak ini.
Si Guru : ”Begini Pak Kepala, si Eli ini baru saja berkata kasar di kelas. Tadi waktu saya menyuruh murid-murid untuk menyebutkan tombol kontrol, dia mengucapkan istilah untuk alat kelamin pria. Hal ini tidak bisa dibiarkan, Pak. Ini merupakan pelanggaran yang sangat serius dan harus diberikan hukuman yang berat.”
Si Kepsek : ”Benar kamu berkata kasar, nak?”
Si Murid : ”Tidak, Pak...”
Si Guru : ”Ah, bohong kamu! Ayo ngaku saja! Teman-teman kamu bisa jadi saksi tahu ! ”
Kepala Sekolah yang sudah mengerti akar permasalahannya mengangkat keyboard yang ada di meja kerjanya.
Sambil menunjuk tombol huruf R...
Si Kepsek : ”Ini huruf apa, nak? ”
Si Murid : ”Huluf el, pak?”
Sambil menunjuk tombol Enter…
Si Kepsek : ”Tombol ini dibacanya apa, nak?”
Si Murid : ”Entel, pak?”
Sambil tersenyum, si Kepala Sekolah berkata kepada si guru komputer, ”Anak ini namanya bukan Eli, tapi Eri.”
Tinggal Next
Evan baru saja membeli sebuah cd software. Tapi karena ia memang baru saja belajar tentang komputer, ia masih belum tahu bagaimana caranya menginstall. Sehingga ia terpaksa meminta bantuan dengan menelepon temannya yang sudah mahir menggunakan komputer.
Evan : ”Halo, Stan. Tolongin aku dong. Aku baru saja beli cd software. Tapi gimana cara nginstallnya?”
Stanley : ”Itu sih gampang. Kamu masukin dulu cdnya.”
Evan : ”Sudah... trus?”
Stanley : ”Kamu klik ganda file setupnya.”
Evan : ”Ya sudah. Sekarang muncul tulisan Welcome.”
Stanley : ”Klik tombol Next.”
Evan : “Sudah. Sekarang muncul License Agreement.”
Stanley : “Klik tombol Next lagi.”
Evan : “Sudah. Sekarang muncul Destination Folder”
Stanley : “Klik tombol Next lagi.”
Evan : “Sekarang muncul…”
Stanley : “Van, sori ya gua lagi sibuk banget nih. Pokoknya kamu tinggal klik tombol Next terus sampai selesai. OK?”
Evan : ”Halo, Stan. Tolongin aku dong. Aku baru saja beli cd software. Tapi gimana cara nginstallnya?”
Stanley : ”Itu sih gampang. Kamu masukin dulu cdnya.”
Evan : ”Sudah... trus?”
Stanley : ”Kamu klik ganda file setupnya.”
Evan : ”Ya sudah. Sekarang muncul tulisan Welcome.”
Stanley : ”Klik tombol Next.”
Evan : “Sudah. Sekarang muncul License Agreement.”
Stanley : “Klik tombol Next lagi.”
Evan : “Sudah. Sekarang muncul Destination Folder”
Stanley : “Klik tombol Next lagi.”
Evan : “Sekarang muncul…”
Stanley : “Van, sori ya gua lagi sibuk banget nih. Pokoknya kamu tinggal klik tombol Next terus sampai selesai. OK?”
Ketahuan Presiden SBY
Beni, yang lagi teler karena baru saja mengkonsumsi narkoba, mengambil hpnya yang baru saja berbunyi karena ada sms masuk. Dengan susah payah dicernanya isi pesan yang muncul di layar hp. Tiba-tiba dia berteriak histeris membangunkan teman-temannya yang semuanya lagi pada teler, ”Jon! Bud! Cepet kabur! Kita ketahuan sama Presiden SBY!”. Dengan sempoyongan ketiga orang itu pun melarikan diri.
Ternyata si Beni menerima SMS yang dikirim oleh Presiden SBY yang isinya adalah:
”Narkoba menghancurkan masa depan generasi muda. Berhenti menggunakan narkoba sekarang juga. Jangan biarkan masa depan kalian gelap dan tanpa harapan. Presiden SBY.” From: 2810. Sent: 28-10-2008 18:09:13.
Ternyata si Beni menerima SMS yang dikirim oleh Presiden SBY yang isinya adalah:
”Narkoba menghancurkan masa depan generasi muda. Berhenti menggunakan narkoba sekarang juga. Jangan biarkan masa depan kalian gelap dan tanpa harapan. Presiden SBY.” From: 2810. Sent: 28-10-2008 18:09:13.
Open Source vs Close Source
Software open source yang kode sumbernya (source code) terbuka itu bagaikan toko roti modern. Sedangkan software komersil yang kode sumbernya tidak disertakan (close source) itu bagaikan toko roti tradisional.
Toko roti modern itu menggunakan konsep dapur terbuka (open kitchen). Di mana para pembeli selain membeli roti juga dapat melihat cara pembuatan roti tersebut. Tidak ada yang dirahasiakan dalam proses pembuatan roti. Selain itu, toko roti modern juga jauh lebih higienis. Coba bayangkan apa reaksi dari si pembeli jika mereka melihat si pembuat roti sedang terkena flu dan bersinnya menyembur ke adonan roti. Pasti si pembeli akan batal membeli roti-roti yang sudah diambilnya. Hal itu tidak mungkin terjadi, betul?
Sedangkan pada toko roti tradisional, karena dapurnya tidak kelihatan, si pembeli tidak bisa yakin akan kehigienisan roti yang dibelinya. Si pembeli tidak akan tahu jika ketika membuat roti si koki mengupil, lalu upilnya dimasukkan ke dalam adonan roti. Dan ketika si pembeli memakan roti tersebut, disangkanya isi kismis, padahal yang digigitnya itu adalah upil!
Toko roti modern itu menggunakan konsep dapur terbuka (open kitchen). Di mana para pembeli selain membeli roti juga dapat melihat cara pembuatan roti tersebut. Tidak ada yang dirahasiakan dalam proses pembuatan roti. Selain itu, toko roti modern juga jauh lebih higienis. Coba bayangkan apa reaksi dari si pembeli jika mereka melihat si pembuat roti sedang terkena flu dan bersinnya menyembur ke adonan roti. Pasti si pembeli akan batal membeli roti-roti yang sudah diambilnya. Hal itu tidak mungkin terjadi, betul?
Sedangkan pada toko roti tradisional, karena dapurnya tidak kelihatan, si pembeli tidak bisa yakin akan kehigienisan roti yang dibelinya. Si pembeli tidak akan tahu jika ketika membuat roti si koki mengupil, lalu upilnya dimasukkan ke dalam adonan roti. Dan ketika si pembeli memakan roti tersebut, disangkanya isi kismis, padahal yang digigitnya itu adalah upil!
Kawin Lagi
Erik lagi panik. Gara-gara komputernya terserang virus sampai-sampai semua isi hard disknya hilang. Dibawanya komputer itu ke toko komputer langganannya sambil berharap-harap cemas.
Erik : ”Aduh... gimana nih komputer saya terserang virus ganas. Windowsnya hilang!”
Teknisi : ”Gampang, Pak. Kalau soal Windows sih tinggal diinstall lagi.”
Erik : ”Terus program-program yang biasa saya pakai juga semuanya hilang. Microsoft Office, CorelDRAW, Photoshop, semuanya hilang!”
Teknisi : ”Gampang, Pak. Semua program juga bisa diinstall lagi. ”
Erik : ”Lalu bagaimana dengan data-data saya, Pak? Di komputer saya ada foto-foto pernikahan saya dua bulan lalu.”
Teknisi : ”Bapak punya backup foto-foto tersebut?”
Erik : ”Tidak punya.”
Teknisi : ”Wah kalau begitu Bapak harus kawin lagi!”
Erik : ”Aduh... gimana nih komputer saya terserang virus ganas. Windowsnya hilang!”
Teknisi : ”Gampang, Pak. Kalau soal Windows sih tinggal diinstall lagi.”
Erik : ”Terus program-program yang biasa saya pakai juga semuanya hilang. Microsoft Office, CorelDRAW, Photoshop, semuanya hilang!”
Teknisi : ”Gampang, Pak. Semua program juga bisa diinstall lagi. ”
Erik : ”Lalu bagaimana dengan data-data saya, Pak? Di komputer saya ada foto-foto pernikahan saya dua bulan lalu.”
Teknisi : ”Bapak punya backup foto-foto tersebut?”
Erik : ”Tidak punya.”
Teknisi : ”Wah kalau begitu Bapak harus kawin lagi!”
Balada Pembajakan Software
Direktur Microsoft Indonesia sedang stress gara-gara penjualan software-software buatan Microsoft di Indonesia jauh di bawah target. ”Ini semua gara-gara software bajakan dijual dengan bebasnya. Kemarin waktu saya jalan-jalan di sebuah mal, saya melihat CD software bajakan dijual cuma 25 ribu rupiah. Keterlaluan!” keluh si direktur.
Sementara itu seorang pemilik toko penjual software-software bajakan di sebuah trade center juga stress gara-gara dari tahun ke tahun omset penjualannya terus saja menurun. Belum lagi semakin seringnya rasia yang dilakukan oleh para petugas berwenang. ”Sekarang semakin banyak orang yang berjualan software bajakan. Kemarin saya melihat di trotoar depan sebuah kampus ada yang berjualan software bajakan. Satu keping CD cuma dihargai 5 ribu rupiah saja. Keterlaluan!” keluh si pemilik toko.
Ternyata si penjual software bajakan yang menggelar dagangannya di depan sebuah kampus juga mengeluhkan hal yang sama. ”Sekarang mah penjualan software bajakan sudah kurang menguntungkan. Banyak orang yang punya CD Writer atau DVD Writer sendiri. Terus harga CD atau DVD kosong juga murah banget. Banyak yang pinjem software ke temannya terus dicopy sendiri. Apalagi kalau lagi ada rasia, saya harus lari-larian menyelamatkan diri. Keterlaluan!” keluh si pedagang kaki lima ini.
Sementara itu di sebuah kampus, seorang mahasiswa sedang memberikan CD game komputer yang baru kemarin dibelinya kepada temannya. ”Nih CD-nya. Nanti kalau sudah loe install, kasihin ke si Erik yah. Trus bilangin ke si Erik, kalau dia sudah kasihin ke Johan. Trus ke si Mia, si Joko, si Tono, si Wahyu, si Teni, ....”
Sementara itu seorang pemilik toko penjual software-software bajakan di sebuah trade center juga stress gara-gara dari tahun ke tahun omset penjualannya terus saja menurun. Belum lagi semakin seringnya rasia yang dilakukan oleh para petugas berwenang. ”Sekarang semakin banyak orang yang berjualan software bajakan. Kemarin saya melihat di trotoar depan sebuah kampus ada yang berjualan software bajakan. Satu keping CD cuma dihargai 5 ribu rupiah saja. Keterlaluan!” keluh si pemilik toko.
Ternyata si penjual software bajakan yang menggelar dagangannya di depan sebuah kampus juga mengeluhkan hal yang sama. ”Sekarang mah penjualan software bajakan sudah kurang menguntungkan. Banyak orang yang punya CD Writer atau DVD Writer sendiri. Terus harga CD atau DVD kosong juga murah banget. Banyak yang pinjem software ke temannya terus dicopy sendiri. Apalagi kalau lagi ada rasia, saya harus lari-larian menyelamatkan diri. Keterlaluan!” keluh si pedagang kaki lima ini.
Sementara itu di sebuah kampus, seorang mahasiswa sedang memberikan CD game komputer yang baru kemarin dibelinya kepada temannya. ”Nih CD-nya. Nanti kalau sudah loe install, kasihin ke si Erik yah. Trus bilangin ke si Erik, kalau dia sudah kasihin ke Johan. Trus ke si Mia, si Joko, si Tono, si Wahyu, si Teni, ....”
Lagi Internetan
Ami menghampiri pacarnya yang sedang makan di sebuah warung di sekitar kampus.
Ami : “Andi, kemana aja sih kamu? Susah amat nyarinya. Tadi aku cari di warnet gak ketemu.”
Andi : ”Aku memang gak pergi ke warnet.”
Ami : ”Tadi kata si Roy kamu lagi internetan.”
Andi : ”Lha iya. Dari tadi aku lagi internetan di sini. Maksudnya, lagi makan Indomie Telor Kornet.”
Ami : “Andi, kemana aja sih kamu? Susah amat nyarinya. Tadi aku cari di warnet gak ketemu.”
Andi : ”Aku memang gak pergi ke warnet.”
Ami : ”Tadi kata si Roy kamu lagi internetan.”
Andi : ”Lha iya. Dari tadi aku lagi internetan di sini. Maksudnya, lagi makan Indomie Telor Kornet.”
Pengalaman Chatting Pertama
Ricky yang baru pertama kali chatting menjadi bingung ketika teman chattingnya yang berasal dari Australia mengetikkan ’asl’.
Pretty Girl : asl please...
Ricky : what is asl? I don’t understand. This is my first time chatting.
Pretty Girl : age, sex, and location.
Ricky : oh… I see. I’m 25. Sex… twice a day. Location Bandung, Indonesia.
Pretty Girl : asl please...
Ricky : what is asl? I don’t understand. This is my first time chatting.
Pretty Girl : age, sex, and location.
Ricky : oh… I see. I’m 25. Sex… twice a day. Location Bandung, Indonesia.
Alamat Si Imel
Tini : ”Anita, kamu punya alamat email gak?”
Anita : ”Imel yang mana dulu. Imel angkatan kita yang gendut itu. Atau Imel senior kita yang jadi model?”
Tini : ”???”
Anita : ”Imel yang mana dulu. Imel angkatan kita yang gendut itu. Atau Imel senior kita yang jadi model?”
Tini : ”???”
Pinter Mana
Ketika berjalan-jalan ke sebuah toko buku, dua orang mahasiswa terlibat pembicaraan seperti berikut ini:
Mahasiswa 1 : ”Menurut kamu orang Amerika sama orang Indonesia mana yang lebih pintar?”
Mahasiswa 2 : ”Sudah jelas orang Amerika dong. Amerika kan negara maju. Rakyatnya berpendidikan tinggi. Sudah bisa bikin robot. Sudah bisa pergi ke luar angkasa.”
Mahasiswa 1 : ”Kamu salah! Yang bener tuh lebih pinteran orang Indonesia.”
Mahasiswa 2 : ”Apa buktinya?”
Mahasiswa 1 : ”Nih, coba kamu lihat buku komputer terbitan dari Amerika ini. Judulnya ’Microsoft Office 2007 for Dummies’ yang tebalnya hampir 1000 halaman. Dummies kan artinya tolol. Berarti di Amerika tuh banyak orang yang bego. Nah, yang ini buku komputer buatan Indonesia. Judulnya ’Mahir Microsoft Office 2007 Dalam 1 Jam’. Tebalnya cuma 100 halaman aja. Artinya orang Indonesia tuh pinter-pinter. Kalau belajar komputer gak usah lama. Sebentar aja udah langsung mahir.”
Mahasiswa 1 : ”Menurut kamu orang Amerika sama orang Indonesia mana yang lebih pintar?”
Mahasiswa 2 : ”Sudah jelas orang Amerika dong. Amerika kan negara maju. Rakyatnya berpendidikan tinggi. Sudah bisa bikin robot. Sudah bisa pergi ke luar angkasa.”
Mahasiswa 1 : ”Kamu salah! Yang bener tuh lebih pinteran orang Indonesia.”
Mahasiswa 2 : ”Apa buktinya?”
Mahasiswa 1 : ”Nih, coba kamu lihat buku komputer terbitan dari Amerika ini. Judulnya ’Microsoft Office 2007 for Dummies’ yang tebalnya hampir 1000 halaman. Dummies kan artinya tolol. Berarti di Amerika tuh banyak orang yang bego. Nah, yang ini buku komputer buatan Indonesia. Judulnya ’Mahir Microsoft Office 2007 Dalam 1 Jam’. Tebalnya cuma 100 halaman aja. Artinya orang Indonesia tuh pinter-pinter. Kalau belajar komputer gak usah lama. Sebentar aja udah langsung mahir.”
Sampai Bunyi Klik
Seorang instruktur sedang menjelaskan cara perakitan komputer kepada sekelompok peserta kursus reparasi perangkat keras. Saat ini si instruktur sedang menjelaskan bagaimana caranya memasangkan kartu suara ke motherboard.
Instruktur : ”Tancapkanlah kartu suara ke sebuah slot PCI yang kosong. Tekan kartu suara tersebut hingga terdengar bunyi klik. Lalu kencangkan dengan sekrup. OK, coba kalian lakukan sendiri.”
Tak lama setelah para peserta kursus mempraktekannya, seorang peserta mengangkat tangan dan bertanya, ”Maaf, Pak. Bagaima kalau bunyi yang muncul itu bukan klik. Baru saja saya menancapkan kartu suara dan menekannya, kemudian terdengar bunyi krek.”
Instruktur : ”Oh, itu artinya Anda terlalu keras menekan kartu suara itu. Dan suara krek itu berasal dari kartu suara atau motherboard yang patah. Itu berarti Anda juga harus membayar ganti rugi akibat sudah merusak barang kepunyaan lembaga kursus ini.”
Instruktur : ”Tancapkanlah kartu suara ke sebuah slot PCI yang kosong. Tekan kartu suara tersebut hingga terdengar bunyi klik. Lalu kencangkan dengan sekrup. OK, coba kalian lakukan sendiri.”
Tak lama setelah para peserta kursus mempraktekannya, seorang peserta mengangkat tangan dan bertanya, ”Maaf, Pak. Bagaima kalau bunyi yang muncul itu bukan klik. Baru saja saya menancapkan kartu suara dan menekannya, kemudian terdengar bunyi krek.”
Instruktur : ”Oh, itu artinya Anda terlalu keras menekan kartu suara itu. Dan suara krek itu berasal dari kartu suara atau motherboard yang patah. Itu berarti Anda juga harus membayar ganti rugi akibat sudah merusak barang kepunyaan lembaga kursus ini.”
Cuma Dua Permintaan
Seorang programmer freelance sedang melakukan negosiasi dengan calon kliennya yang cerewet dan terlalu banyak menuntut.
Klien : ”Saya minta kamu bisa membuatkan program yang bagus untuk perusahaan ini. Dan saya ingin program itu sudah dapat digunakan akhir bulan ini. Lalu mengenai biaya pembuatannya jangan mahal-mahal, ya! Kalau kamu harganya kemahalan, saya akan cari programmer lainnya. Toh di kota ini masih banyak programmer freelance seperti kamu.”
Programmer : ”Maaf, Pak. Saya tidak bisa memenuhi ketiga permintaan Bapak. Dan saya yakin programmer-programmer lainnya juga tidak bisa melakukannya.”
Klien : ”Apa maksud kamu? Saya kurang mengerti.”
Programmer : ”Tadi dari yang Bapak sampaikan, saya menangkap tiga buah permintaan berkaitan dengan pembuatan program untuk perusahaan Bapak. Permintaan pertama adalah programnya harus bagus. Permintaan kedua adalah bikin programnya harus cepat. Dan yang ketiga adalah harganya harus murah. Betul begitu, Pak?”
Klien : ”Ya, tepat sekali!”
Programmer : ”Begini, Pak. Semua programmer pasti tidak akan bisa memenuhi ketiga permintaan tersebut. Hanya dua permintaan saja yang dapat dipenuhi.”
Klien : ”Coba jelaskan maksud kamu. Saya tidak mengerti.”
Programmer : ”Programmer bisa membuat program yang bagus dan cepat. Tapi biayanya sangat mahal. Kalau mau buat program yang murah terus satu bulan jadi, ya programnya tidak mungkin bagus.”
Klien : ”Kalau begitu saya minta kamu buatkan program yang bagus dan murah. Soalnya itu yang penting buat saya. Bisa?”
Programmer : ”Bisa saja sih. Tapi jadinya tiga tahun lagi!”
Klien : ”Saya minta kamu bisa membuatkan program yang bagus untuk perusahaan ini. Dan saya ingin program itu sudah dapat digunakan akhir bulan ini. Lalu mengenai biaya pembuatannya jangan mahal-mahal, ya! Kalau kamu harganya kemahalan, saya akan cari programmer lainnya. Toh di kota ini masih banyak programmer freelance seperti kamu.”
Programmer : ”Maaf, Pak. Saya tidak bisa memenuhi ketiga permintaan Bapak. Dan saya yakin programmer-programmer lainnya juga tidak bisa melakukannya.”
Klien : ”Apa maksud kamu? Saya kurang mengerti.”
Programmer : ”Tadi dari yang Bapak sampaikan, saya menangkap tiga buah permintaan berkaitan dengan pembuatan program untuk perusahaan Bapak. Permintaan pertama adalah programnya harus bagus. Permintaan kedua adalah bikin programnya harus cepat. Dan yang ketiga adalah harganya harus murah. Betul begitu, Pak?”
Klien : ”Ya, tepat sekali!”
Programmer : ”Begini, Pak. Semua programmer pasti tidak akan bisa memenuhi ketiga permintaan tersebut. Hanya dua permintaan saja yang dapat dipenuhi.”
Klien : ”Coba jelaskan maksud kamu. Saya tidak mengerti.”
Programmer : ”Programmer bisa membuat program yang bagus dan cepat. Tapi biayanya sangat mahal. Kalau mau buat program yang murah terus satu bulan jadi, ya programnya tidak mungkin bagus.”
Klien : ”Kalau begitu saya minta kamu buatkan program yang bagus dan murah. Soalnya itu yang penting buat saya. Bisa?”
Programmer : ”Bisa saja sih. Tapi jadinya tiga tahun lagi!”
Bukannya Tidak Suka
Erik menjadi sangat marah ketika menerima sebuah email dari Johan. Itu disebabkan karena email dari Johan berukuran sangat besar. Hingga membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk mendownloadnya. Ternyata di dalam email tersebut Johan mengirimkan sebuah video. Video yang sedang menghebohkan saat itu, yaitu adegan perselingkuhan antara seorang pejabat pemerintah dengan artis cantik yang sangat terkenal.
Erik pun menghubungi Johan dengan telepon genggamnya sambil marah-marah:
Erik : ”Johan, saya tidak suka dengan email yang baru saja kamu kirim! Ukuran filenya besar sekali. Saya jadi harus bayar mahal cuma buat nerima email tidak penting itu. Lain kali jangan pernah kirim-kirim email seperti itu lagi! Mengerti?”
Johan : ”Maaf, Rik. Saya pikir kamu akan suka dengan video itu. Dulu kan kamu paling suka sama hal-hal semacam itu.”
Erik : ”Saya bukannya tidak suka. Tapi saya sudah punya video itu!”
Erik pun menghubungi Johan dengan telepon genggamnya sambil marah-marah:
Erik : ”Johan, saya tidak suka dengan email yang baru saja kamu kirim! Ukuran filenya besar sekali. Saya jadi harus bayar mahal cuma buat nerima email tidak penting itu. Lain kali jangan pernah kirim-kirim email seperti itu lagi! Mengerti?”
Johan : ”Maaf, Rik. Saya pikir kamu akan suka dengan video itu. Dulu kan kamu paling suka sama hal-hal semacam itu.”
Erik : ”Saya bukannya tidak suka. Tapi saya sudah punya video itu!”
Undangan Pernikahan
Suatu hari Andy menerima email dari Raka, kawan lamanya sewaktu ia kuliah di Bandung. Sudah cukup lama Andy tidak saling kontak dengan Raka, karena kesibukan Andy yang bekerja di kantor akuntan publik di Jakarta. Sementara Raka yang memang asli dari Bandung tetap tinggal di kota kembang sibuk mengembangkan beberapa outlet distro miliknya. Ini adalah email yang dikirim oleh Raka.
From: rakacakepbgt@yahoo.com
To: andyganteng@yahoo.com
Subject: My Wedding Invitation
Hai Bro, apa kabar? Lama gak terdengar kabarnya. To the point aja, minggu depan gua mau ngadain resepsi pernikahan gua dengan si Nia. Gua mau ngundang lo, tapi gua gak sempet ngirimin kartu undangannya ke rumah lo. Jadi gak apa-apa kan kalo gua ngundang lo lewat email ini. Gua berharap banget kalo loe bisa datang ke acara itu. Acaranya diadain hari Sabtu tgl 11 Januari 2009. Tempatnya di Graha Siliwangi jalan Merdeka Barat. Mulai jam 11.00 WIB. Datang ya...
Salam,
Rake & Nia
Undangan itu membuat Andy menjadi kesal. Ia menganggap Raka kurang menghargai dirinya karena hanya mengundangnya lewat email. Sebenarnya masih ada alasan lainnya yaitu dulu ketika masih kuliah ia juga pernah naksir si Nia. Tapi si Nia lebih memilih Raka sahabatnya yang memang lebih ganteng. Maka Andy pun mengirimkan email balasan seperti ini.
From: andyganteng@yahoo.com
To: rakacakepbgt@yahoo.com
Subject: Maaf Tidak Bisa Hadir
Buat Raka & Nia. Sori banget kalau gua gak bisa menghadiri acara pernikahan kalian. Gua lagi ada perjalan dinas ke Singapore. Gua cuma bisa ngucapin selamat buat kalian berdua, berdoa semoga kalian bahagia dan rukun selalu. Trus gua mau ngasih angpao buat kalian sebesar US$ 100. Tapi angpaonya gua kirimnya via email juga yah...
Salam,
Andy
From: rakacakepbgt@yahoo.com
To: andyganteng@yahoo.com
Subject: My Wedding Invitation
Hai Bro, apa kabar? Lama gak terdengar kabarnya. To the point aja, minggu depan gua mau ngadain resepsi pernikahan gua dengan si Nia. Gua mau ngundang lo, tapi gua gak sempet ngirimin kartu undangannya ke rumah lo. Jadi gak apa-apa kan kalo gua ngundang lo lewat email ini. Gua berharap banget kalo loe bisa datang ke acara itu. Acaranya diadain hari Sabtu tgl 11 Januari 2009. Tempatnya di Graha Siliwangi jalan Merdeka Barat. Mulai jam 11.00 WIB. Datang ya...
Salam,
Rake & Nia
Undangan itu membuat Andy menjadi kesal. Ia menganggap Raka kurang menghargai dirinya karena hanya mengundangnya lewat email. Sebenarnya masih ada alasan lainnya yaitu dulu ketika masih kuliah ia juga pernah naksir si Nia. Tapi si Nia lebih memilih Raka sahabatnya yang memang lebih ganteng. Maka Andy pun mengirimkan email balasan seperti ini.
From: andyganteng@yahoo.com
To: rakacakepbgt@yahoo.com
Subject: Maaf Tidak Bisa Hadir
Buat Raka & Nia. Sori banget kalau gua gak bisa menghadiri acara pernikahan kalian. Gua lagi ada perjalan dinas ke Singapore. Gua cuma bisa ngucapin selamat buat kalian berdua, berdoa semoga kalian bahagia dan rukun selalu. Trus gua mau ngasih angpao buat kalian sebesar US$ 100. Tapi angpaonya gua kirimnya via email juga yah...
Salam,
Andy
Komputer Masa Depan
Seorang mahasiswa sedang mempresentasikan tugasnya di depan dosen dan rekan-rekannya tentang komputer masa depan.
Menurut mahasiswa itu, di masa depan komputer tidak lagi memerlukan mouse. Karena pointer dapat dioperasikan dengan menggunakan gerakan mata si pengguna. Kalau pointer mau diarahkan ke tombol Start, maka si pengguna tinggal menatap tombol Start tersebut. Sebuah sensor yang terletak pada layar monitor akan menangkap tatapan mata si pengguna tersebut, memprosesnya, lalu secara otomatis akan menggerakan pointer ke posisi tombol Start berada.
Dan jika hendak mengklik tombol tersebut, si pengguna komputer tinggal mengedipkan mata kirinya. Untuk melakukan klik ganda, si pengguna komputer harus mengedipkan mata kirinya sebanyak dua kali. Untuk melakukan klik kanan, mata kanan lah yang harus dikedipkan.
Setelah mendengarkan presentasi tersebut, si dosen bertepuk tangan untuk menyatakan kekagumannya terhadap ide yang disampaikan oleh si mahasiswa. ”Luar biasa! Ide yang sangat menarik dan akan sangat bermanfaat bagi para pengguna komputer. OK, ada yang mau bertanya atau memberikan masukan terhadap rancangan komputer ini?”
Seorang mahasiswa yang terkenal bandel, berdiri dan dengan lantang bertanya, ”Maaf, Pak! Kira-kira bisa tidak komputer ini digunakan oleh orang yang matanya juling?”
Menurut mahasiswa itu, di masa depan komputer tidak lagi memerlukan mouse. Karena pointer dapat dioperasikan dengan menggunakan gerakan mata si pengguna. Kalau pointer mau diarahkan ke tombol Start, maka si pengguna tinggal menatap tombol Start tersebut. Sebuah sensor yang terletak pada layar monitor akan menangkap tatapan mata si pengguna tersebut, memprosesnya, lalu secara otomatis akan menggerakan pointer ke posisi tombol Start berada.
Dan jika hendak mengklik tombol tersebut, si pengguna komputer tinggal mengedipkan mata kirinya. Untuk melakukan klik ganda, si pengguna komputer harus mengedipkan mata kirinya sebanyak dua kali. Untuk melakukan klik kanan, mata kanan lah yang harus dikedipkan.
Setelah mendengarkan presentasi tersebut, si dosen bertepuk tangan untuk menyatakan kekagumannya terhadap ide yang disampaikan oleh si mahasiswa. ”Luar biasa! Ide yang sangat menarik dan akan sangat bermanfaat bagi para pengguna komputer. OK, ada yang mau bertanya atau memberikan masukan terhadap rancangan komputer ini?”
Seorang mahasiswa yang terkenal bandel, berdiri dan dengan lantang bertanya, ”Maaf, Pak! Kira-kira bisa tidak komputer ini digunakan oleh orang yang matanya juling?”
Printernya Diopname
Seorang sopir disuruh majikannya untuk membawa printer yang rusak ke toko komputer langganan. Sesampainya di toko komputer ia harus menunggu giliran karena si teknisi sedang melayani dua orang pelanggan lain yang juga hendak memperbaiki printernya. Sambil menunggu si sopir memperhatikan perbincangan antara si teknisi dengan si pelanggan.
Pelanggan 1 : “Printer saya tintanya habis. Tolong diisi.”
Teknisi : “Oh gampang, Pak! Segera akan saya suntik. Lima menit juga pasti beres.”
Pelanggan 2 : ”Bagaimana caranya supaya biaya tinta untuk printer saya ini menjadi lebih murah?”
Teknisi : ”Kalau itu printernya harus diinfus, Pak. Tiga puluh menit juga pasti sudah selesai.”
Setelah melayani kedua pelanggan tersebut, kini giliran si sopir untuk dilayani.
Teknisi : ”Selamat siang, Pak. Ada masalah apa dengan printernya?”
Sopir : ”Anu... Pak. Kata majikan saya printernya tidak mau jalan sama sekali. Meski sudah ditekan tombol Power tetap tidak berfungsi.”
Teknisi : ”Wah... kalau itu sih rusaknya sudah parah. Perlu waktu yang lama untuk meperbaikinya. Jadi printernya harus ditinggal di sini. Nanti kalau sudah benar akan saya hubungi lewat telepon.”
Sesampainya di rumah, si majikan menanyakan tentang printer yang hendak diperbaiki tersebut. Bingung harus menjawab apa, si sopir teringat dengan pembicaraan antara si teknisi dengan para pelanggannya yang menggunakan istilah-istilah kedokteran. Lalu si sopir menjawab, ”Kata si teknisi kerusakan printernya sudah parah. Jadi printernya harus diopname di toko komputer.”
Pelanggan 1 : “Printer saya tintanya habis. Tolong diisi.”
Teknisi : “Oh gampang, Pak! Segera akan saya suntik. Lima menit juga pasti beres.”
Pelanggan 2 : ”Bagaimana caranya supaya biaya tinta untuk printer saya ini menjadi lebih murah?”
Teknisi : ”Kalau itu printernya harus diinfus, Pak. Tiga puluh menit juga pasti sudah selesai.”
Setelah melayani kedua pelanggan tersebut, kini giliran si sopir untuk dilayani.
Teknisi : ”Selamat siang, Pak. Ada masalah apa dengan printernya?”
Sopir : ”Anu... Pak. Kata majikan saya printernya tidak mau jalan sama sekali. Meski sudah ditekan tombol Power tetap tidak berfungsi.”
Teknisi : ”Wah... kalau itu sih rusaknya sudah parah. Perlu waktu yang lama untuk meperbaikinya. Jadi printernya harus ditinggal di sini. Nanti kalau sudah benar akan saya hubungi lewat telepon.”
Sesampainya di rumah, si majikan menanyakan tentang printer yang hendak diperbaiki tersebut. Bingung harus menjawab apa, si sopir teringat dengan pembicaraan antara si teknisi dengan para pelanggannya yang menggunakan istilah-istilah kedokteran. Lalu si sopir menjawab, ”Kata si teknisi kerusakan printernya sudah parah. Jadi printernya harus diopname di toko komputer.”
Langganan:
Postingan (Atom)