Jumat, 28 Agustus 2009

Printernya Diopname

Seorang sopir disuruh majikannya untuk membawa printer yang rusak ke toko komputer langganan. Sesampainya di toko komputer ia harus menunggu giliran karena si teknisi sedang melayani dua orang pelanggan lain yang juga hendak memperbaiki printernya. Sambil menunggu si sopir memperhatikan perbincangan antara si teknisi dengan si pelanggan.

Pelanggan 1 : “Printer saya tintanya habis. Tolong diisi.”
Teknisi : “Oh gampang, Pak! Segera akan saya suntik. Lima menit juga pasti beres.”

Pelanggan 2 : ”Bagaimana caranya supaya biaya tinta untuk printer saya ini menjadi lebih murah?”
Teknisi : ”Kalau itu printernya harus diinfus, Pak. Tiga puluh menit juga pasti sudah selesai.”

Setelah melayani kedua pelanggan tersebut, kini giliran si sopir untuk dilayani.

Teknisi : ”Selamat siang, Pak. Ada masalah apa dengan printernya?”
Sopir : ”Anu... Pak. Kata majikan saya printernya tidak mau jalan sama sekali. Meski sudah ditekan tombol Power tetap tidak berfungsi.”
Teknisi : ”Wah... kalau itu sih rusaknya sudah parah. Perlu waktu yang lama untuk meperbaikinya. Jadi printernya harus ditinggal di sini. Nanti kalau sudah benar akan saya hubungi lewat telepon.”

Sesampainya di rumah, si majikan menanyakan tentang printer yang hendak diperbaiki tersebut. Bingung harus menjawab apa, si sopir teringat dengan pembicaraan antara si teknisi dengan para pelanggannya yang menggunakan istilah-istilah kedokteran. Lalu si sopir menjawab, ”Kata si teknisi kerusakan printernya sudah parah. Jadi printernya harus diopname di toko komputer.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar